Perjalanan tim Terios 7 Wonder menjelajahi Pulau Sulawesi berakhir
sudah pada 11 Oktober 2013 ketika tim berhasil membentangkan spanduk di
dasar lautan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Yup, lokasi menyelam yang
terkenal eksotis di dunia ini menjadi destinasi terakhir setelah tim
menjelajahi 7 budaya di seluruh Propinsi Sulawesi.
Hari pertama, tim yang terdiri dari media dan blogger mengeksplorasi
musik tiup bambu di Tompaso. Tak hanya itu, tim pun berkesempatan
berkunjung ke museum anti narkoba pertama di Indonesia dan melihat
terompet pemegang Guiness Book of World Record dengan rekor sebagai terompet terbesar di dunia.
Hari kedua, tim menjelajahi suku Bajo yang tinggal di Kecamatan
Torosiaje. Desa terapung ini terpisah dari daratan dan memiliki berbagai
fasilitas layaknya sebuah desa di daratan. Mayoritas warga Bajo pun
bermata pencaharian sebagai nelayan untuk kehidupan sehari-hari.
Hari berikutnya, tim mengeksplorasi keindahan kain sutra Mandar di
Majene serta disambut perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Majene.
Disini para blogger dan Media berkesempatan melihat pembuatan kain sutra
yang terkenal akan ciri khas benang emasnya tersebut.
Tana Toraja, tepatnya di Kecamatan Kesu’ Rantepao menjadi destinasi
eksplorasi budaya berikutnya. para peserta berkesempatan merasakan
tinggal di rumah adat Tongkonan dan merasakan kuliner khas Toraja,
Pa’piong dan Lada Katokkon. Tentunya pemakaman khas Toraja tak luput
dari penjelajahan tim.
Tanjung Bira menjadi destinasi yang harus dilewati oleh Daihatsu Terios
yang membawa para peserta. Keindahan pantai dengan pasir putih yang
landai menjadi potret yang tak dilewatkan oleh para peserta sebelum
berangkat mengeksplorasi Pembuatan Kapal Phinisi.
Beres mengulik kisah di balik pembuatan Kapal Phinisi senilai Rp 10
miliar, tim pun beranjak ke desa Tana Toa, tempat bermukim Suku Kajang
Dalam. Di desa yang tak teraliri listrik dan anti modernisasi ini, tim
bertemu dengan ketua adat, yakni Amma Toa. Dalam bahasa Konjo masyarakat
ini berinteraksi dan mengaku bahwa mereka tidak terikat dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Tari Ma’lulo yang merupakan tarian khas Suku Tolaki di Kendari menjadi
objek eksplorasi untuk dipelajari oleh para peserta. Tim belajar gerakan
dan makna di balik tarian khas tersebut. Tentunya panganan khas Kendari
yakni Sinoggi tak lupa dicicipi.
Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra pun
menyempatkan berbagi kesannya terhadap acara ini. “Ini merupakan
perjalanan terberat yang pernah dilakukan dalam Terios 7 Wonder, kondisi
jalan di beberapa titik yang masih buruk ternyata tetap mampu
dijelajahi oleh Terios yang mebawa para petualang berkeliling Sulawesi
ini,” ungkap Amelia. Dirinya pun mengapresiasi ketangguhan para
petualang yang telah tiba dengan selamat di Wakatobi setelah menjelajah
sejauh 3.028 km.