Jakarta, Meski sering dilihat dan warnanya mencolok, tongkat pengukur volume dan kondisi pelumas (deep-stick/
dipstik) biasanya sering dilewatkan. Padahal, fungsinya vital, membantu
pemilik mobil untuk memutuskan penggantian pelumas, atau mengetahui
bahwa mesin sedang mengalami masalah.
Kata Awang Sanjaya, punggawa OZ Speed, bengkel segala merek mobil di
kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, dipstik kebanyakan yang pegang
para mekanik, bukan pemilik mobil. "Apalagi yang sibuk dengan kerjaan,
mengecek oli pun tidak dilakukan. Padahal, pabrik menciptakan dipstik
itu ya buat pemilik, bukan mekanik," katanya sambil tertawa.
Gurauan Awang memang betul. Tidak banyak yang tahu kegunaan dipstik dan
bagaimana menggunakannya dengan benar. Pria tambun ini pun membeberkan
tipsnya kepada KompasOtomotif:
1. Jangan menggunakan dipstik ketika mesin mobil sedang panas. Biasakan mengecek oli ketika mesin masih dingin, atau belum dihidupkan.
2. Pastikan posisi mobil dalam keadaan datar, agar posisi oli juga datar.
3. Dalam beberapa mobil, terutama bertransmisi otomatis, kadang terdapat dua dipstik. Yang satu untuk oli mesin, satunya lagi untuk oli transmisi. Warnanya pasti lebih mencolok dibandingkan dengan komponen mesin lain yang kebanyakan hitam. Entah kuning, merah, atau biru.
4. Tarik perlahan dipstik untuk dibersihkan dengan kain lap atau tisu (dipstik pasti berwarna terang aluminium). Tujuannya agar pemilik mengetahui kondisi oli. Jika keruh, tandanya oli kotor dan perlu diganti. Tapi lihat dulu jadwal penggantian oli yang sudah dicatat. Jika masih jauh, berarti terdapat masalah pada mesin.
5. Setiap dipstik pasti punya batas atas dan bawah (full-empty). Pastikan oli berada di antara keduanya. Jika melebihi batas atas, dikhawatirkan mesin tidak bekerja dengan baik. Jika posisinya kurang dari batas bawah, tandanya oli kurang. Segera cek ke bengkel sebelum menambah (top up) oli mesin.